Berjualan online menjadi peluang alternatif dalam menambah penghasilan. Hanya bermodalkan handphone saja, kita bisa memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan positif sekaligus dapat duit lagi. Sambil menyelam minum air.Peluang bisnis online ini kian menjamur, dan bukan tidak mungkin kesempatan sukses dilahan ini, dapat menjadi impian anda mengikuti jejak mereka yang sudah mumpuni dan berhasil di jualan online.
Kesempatan berbisnis dapat di garap melalui penjualan obat-obatan, pakaian, elektronik, bahkan penjualan rumah dan tanah sudah mewabah di dunia online. Menarik tentu saja. Silahkan anda memilih bisnis online yang menggiurkan, namun berbisnislah dengan jujur, tanpa harus melakukan penipuan, bukankah rejeki halal menjadikan hidup makin barokah.
Sisi Negatif Jual Beli Online
Sepertinya bukan kabar baru bila banyak orang yang menjadi korban penipuan online, entah itu penjual yang menipu juga pembeli yang melakukan trik penipuan dengan berbagai cara. Meskipun begitu, masih banyak orang percaya dan melakukan transaksi online walau pernah jadi korban penipuan. Mengapa demikian. Disinilah sisi menariknya bisnis online, hanya melalui jejaring sosial dan situs jual beli online, anda di beri kemudahan melihat dan menikmati barang model terbaru, ketimbang beli offline yang notabene harus pergi ke Mall baru bisa melihat barang yang ingin dibeli, itupun juga belum tentu ada, dan mungkin harganya tidak sesuai kantong.
Ragam Penipuan Online
1. Penipuan pertama banyak dilakukan penjual. Pembeli telah melakukan pembayaran, tiba-tiba penjual tidak bisa di hubungi, hp di matikan, bbm di delcon, FB unfriend
2. Penipuan model lain, misal si A penjual online ( anggap saja A reseler ), lalu si B pembeli melakukan transaksi pembayaran barang pada si A. Tapi si A ini memberikan rekening bukan miliknya, tapi milik si C yang punya barang dimana tempat si A biasa beli barang. Alhasil, barang yang sudah dibayar si B ini dikirimkan ke alamat si A dengan menggunakan uang si B. Tentu saja nama si C jadi korban, yang tidak tahu apa-apa, sedangkan si B mengklaim si C telah melakukan penipuan karena telah mentransfer uang ke rekening si C
3. Penipuan ala pembeli, misal si B pembeli mengaku telah melakukan transfer pembayaran pada si A, dengan melampirkan bukti transfer. dan si A setelah cek rekening, ternyata tidak ada uang masuk dari si B, setelah di tanya ke si B, ada saja alasannya, dan ternyata bukti transfer tersebut sudah di manipulasi oleh si B
4. Penipuan pembeli, pura-pura mau beli barang, keep barang, setelah melewati batas waktu 2x24 jam, pembeli tidak juga mentransfer uang, alasanya maca-macam, hujanlah, lagi macet di jalan, biaya transfer mahallah, dsb, dan ujung-ujung nya kabur. Akhirnya penjual menerima komplain dari supplier/distributornya akibat ulah si pembeli yang tidak bertanggungjawab
5. Ada juga yang lebih menarik, misal si A sebagai reseler menjual barang dari supplier, lalu si B borong barang dengan jumlah yang banyak, si supplier dengan sengaja mengirimkan barang reject pada customer si B, dengan tujuan agar barang tersebut bisa di refund / di kembalikan/ditukar. Tentu saja si B memberikan alamat supplier tempat ia ambil barang tersebut, dan kesempatan ini di gunakan supplier untuk menjelekan si A, lalu supplier ambil alih customer si A
6. Pembeli berulah, misal si B pembeli pesan barang ke si A ( reseler), setelah barang di terima ada saja alasan si B, barang reject, tidak sesuai gambar, ingin di tukar, padahal barang tersebut sengaja di rusak si B agar ia bisa tahu alamat supplier tempat si A ambil barang.
Masih banyak tingkah polah penjual dan pembeli online yang membuat pengguna bisnis online harus menahan sabar, dan menerima sejumlah komplain yang kadang menyakitkan hati. Semua pekerjaan ada resikonya, untuk mencapai sukses harus dimulai dari perjalanan yang penuh tanjakan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pengguna jasa online, baik itu distributor, konveksi, supplier,reseler juga pembeli. Mulailah jujur dari diri sendiri
No comments:
Post a Comment