"Karena Mulut Badan Binasa", itulah petuah orang tua zaman dahulu. Lidah dapat membawa kebaikan dan keburukan bagi manusia, senantiasa mawas diri dalam menggunakan lidah ketika bicara. Bila kata yang di ucapkan dapat menyebabkan sakit, terluka bagi orang yang mendengarnya, maka yang datang justru keburukan kepada kita.
Lidah itu kecil tapi luas,tidak bertulang, tidak mempunyai tempat tertolak, dan tiada mempunyai jalan yang berkesudahan dan berbatas. Satu sisi ia menawarkan kebajikan, sisi lain dapat menarik pada kejahatan. Bagi siapa saja yang menyia-nyiakan lidah, niscaya setan berjalan dengan dia dalam setiap lapangan dan membawa pada kebinasaan
Imam al-Ghazali berkata: “Keimanan dan kekufuran seseorang tiada terang dan jelas, selain dengan kesaksian lidah. Lidah mempunyai ketaatan yang besar dan mempunyai dosa besar pula. Anggota tubuh yang paling durhaka kepada manusia ialah lidah. Sesungguhnya lidah alat perangkap syaitan yang paling jitu untuk menjerumuskan manusia.
Ada 3 jenis manusia menurut Rasulullah SAW,yaitu :
- Orang yang mendapat pahala, senantiasa mengingat Allah, berzikir, mengerjakan amalan" ibadah dan sebagainya
- Orang yang selamat daripada dosa ialah mereka yang diam
- Orang yang binasa senantiasa melakukan perkara mungkar, maksiat dan tidak mengawal lidahnya dengan baik.
Orang yang pintar menjaga lidah tidak bergantung dengan tingginya pendidikan, pintar/cerdas, status sosial dan dari lingkungan mana ia dibesarkan. Betapa banyak orang cerdas tidak bisa melihat kebenaran, dan banyak orang bodoh yang mendapat taufiq kebenaran. Hanya mereka yang tinggi ahlak dan keimananya yang mampu berbicara hal yang baik-baik saja, tidak suka bergunjing, menuduh, mencela, merendahkan orang lain, memfitnah karena buruk sangka
Anggota badan yang paling durhaka kepada manusia, ialah: lidah. Lidah menentukan jalan kehidupan seseorang di dunia dan akherat. Karenanya, agama memuji diam dan mengajak kepada diam. Nabi s.a.w. bersabda. "(Man shamata najaa). Artinya: "Barangsiapa diam, niscaya ia terlepas (dari bahaya)". (1. Dirawikan At-Tirmidzi dari Abdullah bin Umar, dengan sanad dla'if.). Dan sabda Nabi s.a.w.: (Ash-shamtu hukmun wa qaliilun faa'iluh). Artinya: "Diam itu suatu hukum dan sedikitlah yang melaksanakannya' (2. Dirawikan Abu Manshur Ad-Dailami dari Ibnu Umar, dengan sanad dialf.).
Gunakanlah lidah untuk bicara yang baik-baik saja, berpikir sebelum bertindak, atau lebih baik diam daripada bicara tapi tidak bermanfaat hingga menimbulakan perkara-perkara yang merusak. “Siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam.” (HR.Imam Bukhari dan Muslim). “Sesungguhnya Allah benci kepada orang yang buruk budi pekertinya serta kotor lidahnya.” (Hadits riwayat Imam Tirmidzi)
No comments:
Post a Comment