Wednesday, 20 May 2015

Waspadai 3 Perkara


Wahb bin Munabbih adalah seorang tabi'in yang diperkirakan keturunan Persia, lahir pada masa pemerintahan Usman bin Affan r.a tahun 34 Hijriah. Di riwayatkan bahwa beliau menguasai ilmu cerita Ista'iliyat dan mushaf-mushaf ahli kitab. Beliau bertemu dengan para sahabat Nabi SAW di antaranya adalah : Ibnu Abbas , Abu Hurairah , Abu Sa'id , Nu'man bin Basyir, Jabir , Ibnu Umar , Abdullah bin Amr bin Ash , Thawus dan beberapa tabi'in yang lain .


Salah  satu nasehat  Wahb untuk mewaspadai 3 perkara :
 " Hafalkanlah dariku 3 perkara ! Janganlah kamu menuruti hawa nafsu dan teman yang jahat serta ta'ajubnya seseorang kepada dirinya sendiri ".

1. Nafsu yang dituruti
Allah menciptakan nafsu pada setiap mahluk hidup, khususnya manusia. Nafsu adalah pendorong keinginan-keinginan dan kecendrungan watak hewani. Keinginan menuruti hawa nafsu menjadi pangkal kemaksiatan. Banyak manusia mencari kebahagiaan mengikuti insting, tabiat, dorongan dengan mengejar hidup berkecukupan. Padahal bahagia itu tidak bergantung pada materi, teman, pasangan, jabatan. Kebahagiaan itu itu adalah senantiasa merasa cukup terhadap apa saja yang Allah berikan. Allah berkata " Tidak" atas sesuatu yang kita inginkan, karena ada hal lain yang lebih baik buat kita.

2. Teman yang jelek
Teman sering di artikan seseorang yang dekat, akrab bergaul, tempat curhat dengan kita. Padahal bila di kaji secara mendalam, teman adalah sesuatu yang kita sukai, dibanggakan, entah itu sahabat, pasangan, makanan dan minuman dan benda bersifat material lainnya. Kebanggan terhadap sesuatu sering membutakan mata hati kita

Dalam sebuah hadist disebutkan "Isy ma syi'ta fainnaka Mayyitun, Wahbib ma syi'ta fainnaka Mufarroquhu, Wa'mal ma syi'ta fainnaka Majziyun bihi"
(hiduplah sesuka hatimu tetapi (ingat) engkau pasti akan mati.Cintailah siapa pun yang ingin engkau cintai,tetapi (ingat) engkau pasti akan berpisah darinya. Berbuatlah sesuka hatimu,tetapi (ingat) engkau pasti akan mendapatkan balasannya)

Sesungguhnya diantara manusia itu ada orang-orang yang keberadaan mereka sebagai kunci untuk pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu) kejelekan
HR. Ibnu Majah, Al Baihaqi. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

3. Ta'jub ( ujub ) terhadap diri sendiri
Ujub adalah mengagumi diri sendiri, merasa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya sifat ujub, banyak dipuji orang, banyak meraih kesuksesan, punya kekuasaan, terkenal, punya kecerdasan tinggi, sempurna fisik. Bahaya ujub luas sekali,membatalkan pahala, menyebabkan Allah murka, menjadi takabur, dibenci orang, dsb

Nasihat Sufyan at-Tsauri rahimahullah “Kalau engkau tidak ujub dengan dirimu, engkau mungkin saja senang dengan orang yang memujimu dan engkau mungkin juga senang bila dengan pujian itu orang-orang memuliakanmu dengan amalmu. Mereka melihat dirimu mulia dan engkau memiliki tempat tersendiri dalam hati mereka"

“Berapa banyak lentera yang rnati tertiup angin, Berapa banyak amal ibadah yang dirusak oleh pelakunya sendiri…” begitu nasihat Muhammad Ahmad Rasyid, dalam Al-Awa‘iq

Semoga Berkenan

No comments:

Post a Comment