F = Forgive or Forget. Manakah yang lebih sulit dan mudah dilakukan, Memaafkan atau Melupakan. Atau melakukan keduanya? Memaafkan itu mudah, melupakan sangatlah sulit, begitu katanya. Lalu apa enaknya sih tidak melakukan kedua-duanya. Seringkali seseorang sangat sulit memaafkan kesalahan orang lain, terlebih lagi jika bekas luka yang ditinggalkan teramat mendalam hingga menimbulkan dendam dan kebencian.
Orang-orang yang membiarkan hidup dalam luka dan dendam, tidak mudah baginya membuka pintu hati, sulit untuk melihat ada banyak kebaikan dibalik sisi buruk orang lain. Bila hati sudah tidak menyukai, apapun yang dilakukan orang yang dibenci selalu tampak buruk semuanya, seakan tidak ada lagi tempat untuk sebuah pengampunan dan perbaikan. Akibat yang ditimbulkan tentu saja stress berkepanjangan.
Padahal, Benar dan salah itu tergantung dari sudut pandang saja. Apa yang kita anggap buruk dan sakit, tentu saja tergantung perspektif, bila ditanggapi secara berlebih-lebihan, luka yang ditinggalkan pun akan berdiam lama. Bila memilih memaafkan adalah jalan terbaik, berarti sudah melepaskan beberapa bagian dari rasa sakit. Ada saat dimana kita perlu menjadi orang yang berjiwa besar, melapangkah hati dengan memaafkan kesalahan orang lain, merelakan semuanya terjadi tanpa harus selalu mengatakan " aku maafkan tapi tidak untuk melupakan"
Yang mau membuat kita hidup tenang dan damai adalah diri kita sendiri, yang membuat diri menjadi susah, pesakitan lama adalah diri kita juga. Anggap saja luka batin itu seperti sayatan pada kulit, pada awalnya sakit tapi lama-lama menjadi ringan dan biasa, dan pada akhirnya akan sembuh. Ada banyak hal yang harus kita perbaiki sebelum memendam kebencian, banyak pula pekerjaan yang harus terselesaikan daripada hanya memikirkan luka dan sakit hati. Hidup ini berjalan ke depan, tidak pernah mundur tidak juga bisa diputar ulang. Banyak kesempatan berbagi kebaikan selama waktu masihkan ada, tebar kasih sayang dan perpanjang tali silaturohim, sebab memaafkan dan melupakan merupakan bagian terindah dari perjalanan waktu, selalu ada sisi menarik yang ditimbulkan, yaitu melahirkan kedamaian dan ketenangan. Orang yang berjiwa kesatria ialah memafkan kesalahan-kesalahan saudaranya.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda :
- “Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf ,hendaklah memaafkannya,apakah ia berada dipihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan) , niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim)
- “Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan (HR Ath-Thabrani)
- “Barangsiapa senang melihat bangunannya dimuliakan, derjatnya di tingkatkan , maka hendaklah dia mengampuni orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah memutuskan hubungannya dengan dia “ (HR Al-Hakim)
- “Jika hari kiamat tiba , terdengarlah suara panggilan, “Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu .Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga.” (HR Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)
Maafkan lalu Lupakan
Damai itu Indah
No comments:
Post a Comment