Sempatkah terlintas pertanyaan-pertanyaan ini muncul dibenak kita, mengapa kita sakit?, mengapa selalu ada bencana yang menghancurkan kota? Mengapa orang harus bekerja keras hanya untuk memiliki uang untuk memberi makan keluarga? Tanpa sadar, pertanyaan tersebut mungkin sering muncul dan kemungkinan pula kita bertanya pada diri sendiri, namun kita tak begitu perduli harus menjawab apa dan bagaimana, karena kesibukan menyita waktu dan pikiran kita, hingga Mengapa seperti kalimat retoris yang tidak memerlukan sebuah jawaban.
Lalu ketika sesuatu terjadi pada diri kita atau orang-orang di sekitar kita, pertanyaan Mengapa ini seakan membangunkan kita, dan itupun juga hanya sementara. Kemudian kita tenggelam kembali dalam penyangkalan. Hingga berbagai tragedi dan hal-hal buruk kembali memukul, kita juga cenderung berpikir " kayaknya ada yang ngga beres disini, atau jangan-jangan ada yang salah, harusnya tidak begini begitu"
Seringkali kita lebih mengutamakan alasan sebab dan akibat dalam pola pikir manusia ketika dihadapkan pada peristiwa diluar kewajaran, ada pertanyaan ada jawaban, koridornya pun juga seputar duniawi saja, lupa melihat bahwa berbagai jawaban atas mengapa tersebut bisa kita temukan di dalam ayat suci Al Quran.
Karenanya, begitu kita dihadapkan berbagai kesulitan dan perhelatan yang kurang nyaman, bukankah kita pula yang terlibat mengubah posisinya menjadi demikian, kita juga yang punya andil mengubah sesuatu menjadi kurang baik dan sehat.
Sejatinya pertanyaan mengapa jawabanya ada dalam diri kita, hati yang sudah berusaha menjauhi Allah, tidak melibatkan IA dalam menuntun hidup kita. Sering kita membuat pola hubungan yang tidak harmonis dengan Maha Pencipta, menolak untuk memberikan akses dan pengaruh Allah atas hidup kita. Karenanya, bukan karena DIA tidak bergeming di saat kita meminta, belum waktunya saja IA merubah keadaan, mungkin kita yang terlalu memaksakan kehendak, mencoba mengatur Allah, dan memperlakukan IA seakan tidak ada dan tidak perlu.
Siapapun tidak bisa menjamin bahwa hidup bebas dari rasa sakit, dan Allah menjamin bahwa semua yang IA ciptakan tidaklah sama, tidak semua orang sama kuat, semua - mencintai, sebab hidup kita memang diciptakan berbeda, didalam dunia yang serba fana. Bersyukurlah kita di beri kekuatan melewati rintangan, dibekali pikiran dalam mencari solusi persoalan, di kirimkan orang-orang yang kita anggap bermasalah dan kurang baik ditengah kebahagiaan. Semua yang Allah berikan adalah berupa paket-paket istimewa yang sengaja IA kirimkan untuk menggugah keimanan dan keyakinan kita terhadapNYA. Berterima kasihlah kita masih dipertemukan di bulan ramadhan, salah satu anugerah terindah dalam belajar pencucian jiwa dan membersihkan diri dari berbagai penyakit hati. Terima kasih Yaa Rabb atas perjalanan usia menuju kebarokahan.
Salam Ramadhan
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Melia Id
No comments:
Post a Comment