Thursday, 29 May 2014

Sakit Itu Nikmat

Sakit itu Nikmat, kenikmatan yang tidak bisa kita rasakan di waktu sehat. Bagaimana mungkin kita mampu menghargai nikmat Allah di waktu sehat pabila tidak pernah sakit, dan bagaimana rasanya badan dan hati jika tidak pernah merasakan sakit.  Bagi orang-orang yang beriman, kesenangan atau kesusahan merupakan dua ladang yang sama-sama menguntungkan. Bila ia mendapat kesenangan, ia akan bersyukur sehingga kesenangan tersebut terus akan ditambah. Bila ia ditimpa kesusahan, maka ia akan bersabar sehingga dengan kesabarannya itulah, dosa dosanya berguguran. Subhanallah, sungguh luar biasa Allah menyelipkan berbagai hidayah, menghidangkan kasih sayang yang tak terhingga sekalipun hambaNya dalam keadaan sakit.

Hidup sebaiknya selalu diliputi oleh berbaik sangka dan semangat untuk hidup secara positif. Sebab tidak semua rasa sakit adalah musibah atau ketidak beruntungan. Anda bisa bayangkan bagaimana jika Allah tidak pernah menimpakan sakit dalam hidup kita. Seperti contoh kecil saja, sakit flu ( filek ) berat dan batuk, kesannya mungkin kurang enak karena disertai demam, sakit kepala, bersin,ingusan, dll. Badan jadi ingusan dan keluar  dahag yang mungkin mengganggu aktifitas, tapi itu adalah nikmat dari Allah meski dengan cara yang tidak kita suka ( melalui sakit ). Bagaimana kalau ingus dan dahag, kotoran tidak pernah keluar dari dalam tubuh manusia, aliran darah akan tersumbat dan akhirnya terjadi penyempitan pembuluh darah, lalu meninggal.

Sakit itu mengandung hikmah :

Sakit itu bisa menjadi pencuci hati dari berbagai penyakit hati
Keadaan yang sehat bisa mengundang seseorang untuk bersikap sombong, bangga dan taajub kepada diri sendiri, sebab dalam keadaan seperti itu dia bebeas berbuat apa saja. Namun ketika sakit dataang menjenguknya, penderitaan menimpa dirinya, maka jiwanya bisa melunak, sifat-sifat sombong, takabur, dengki, membanggakan diri; dapat menjadi hilang sehingga akhirnya ia tunduk dan pasrah kepada Allah serta tekun beribadah kepada-Nya

Suatu ketika Rasulullah pernah berwasiat kepada Salman Al-Farisi, "Sesungguhnya ada tiga hal yang menjadi kepunyaanmu di dalam sakit. Pertama, engkau sedang mendapat peringatan dari Allah SWT. Kedua, doamu diijabah oleh Allah. Dan ketiga, penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosamu. Semoga Dia menggembirakan kamu dengan kesehatan sampai ajalmu datang."

Sakit itu menjadikan kita Sabar
Allah menyukai hambaNYA yang sabar dalam kesulitan, sebab dengan sabar apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Makin sabar seseorang akan menunjukan kualitas keimanannya. ”Sesungguhnya hanya kepada orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10)
”Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): ‘Keselamatan atas kesabaranmu.’ Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (ar-Raad: 23-24)

Sakit itu bisa bermakna ditinggikan derajatnya
Banyak cara Allah untuk menaikan derajat manusia. atau bisa saja hal itu jalan terkabulnya doa-doa kita selama ini yang ingin ditinggikan derajat tapi harus ditimpa sakit lebih dahulu. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya): ”Sesungguhnya seseorang benar-benar memiliki kedudukan di sisi Allah, namun tidak ada satu amal yang bisa menghantarkannya ke sana. Maka Allah senantiasa mencobanya dengan sesuatu yang tidak disukainya, sehingga dia bisa sampai ke kedudukan itu.” (Ditakhrij Abu Ya’la, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim; Menurut Syaikh Al-Albany: hadits hasan) ”Tidaklah seorang mukmin tertusuk duri atau yang lebih kecil dari duri, melainkan ditetapkan baginya satu derajat dan dihapuskan darinya satu kesalahan.” (Diriwayatkan Muslim)

Sakit itu pembuka jalan ke Surga
”Allah Subhanahu berfirman: ‘Hai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhaan pada saat musibah yang pertama, maka Aku tidak meridhai pahala bagimu selain surga.”’ (Ditakhrij Ibnu Majah; Menurut Syaikh Al-Albany: hadits hasan)

Semakin berat penderitaan, semaikin pahala dilipatkan
Sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu berkata: Saya menjenguk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedangkan beliau sedang menahan sakit karena demam, saya berkata: ”Wahai Rasulullah, sungguh engkau kelihatan sedang menahan rasa sakit yang berat?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: ”Benar, sesungguhnya saya sedang menahan sakit sebagaimana dua orang di antara kalian.”
Abdullah berkata: Saya berkata: ”Hal itu karena engkau mendapatkan dua pahala.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: ”Benar”, kemudian beliau melanjutkan: ”Tidak ada seorang muslim tertimpa musibah baik itu sakit atau lainnya kecuali Allah menghapus kesalahan-kesalahnnya sebagaimana pohon menjatuhkan daunnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Subhanallah. Mungkin kita tidak pernah mengharapkan sakit, tapi ketika sakit, tidakkah kita menginginkan sakit yang kita alami menjadi suatu kenikmatan dan anugerah yang besar? Apakah ini bukan suatu kemuliaan? Bukankah ini merupakan derajat yang tinggi? Nikmati saja apa yang diberikan Allah sekalipun salah atau kurang baik dalam pandangan manusia. Allah telah sudah mengatur semuanya sesuai dengan kesangupan hambaNYA.

Tips lain dari saya,ketika badan lagi kurang sehat, istirahat sebentar, jangan kelamaan tidur-tiduran, berusaha bergerak. Sugesti pikiran dan hati kita seolah-olah sedang tidak sakit. Apa yang dirasa tidak enak dibikin enak saja, bayangkan yang indah-indah. Perbanyak minum air putih dan paksakan makan sekalipun memang tidak enak makan. Dan jangan jadikan alasan sakit akhirnya malas sholat, beribadah dan mogok berkarya, harus di ingat bahwa ada empat malaikat mengunjungi orang yang sakit. Hanya diri kita sendiri yang mensugesti bahwa kita menginginkan hati dan pikiran menjadi sehat kembali. ”Sungguh unik perkara orang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik. Jika ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur dan jika ia mendapat ujian ia bersabar, maka (hal itu) merupakan kebaikan baginya.” (HR.Muslim)

No comments:

Post a Comment