Ada saat dimana ketika kita harus memilih antara mengubah halaman dan menutup buku. Beberapa bab mungkin sudah terisi penuh oleh coretan, pada halaman lain mungkin terbiarkan kosong tanpa tahu harus menulis apa atau sengaja memindah halaman lain
berharap coretan itu berubah makna. Atau malah kita memutuskan untuk menutupnya rapat-rapat, hingga suatu hari nanti buku tersebut akan kita buka kembali, sekedar mengais jejak yang tertinggal.Begitulah hidup, terkadang kita tidak yakin menghadapi sesuatu dan dihinggapi keraguan dan ketakutan. Hingga kita membiarkan waktu yang akan menjawab semuanya. Mungkin kita bukanlah sosok mumpuni dalam mengeja ritme kehidupan, mungkin pula hanyut dalam mimpi-mimpi yang tidak tahu kapan akan berakhirnya. Suatu saat, ketika Allah menghadirkan rencana lain diluar dugaan, semua seakan berubah dari haluan. Rasa khawatir dan keraguan tiba-tiba mulai memudar, berganti semangat baru lalu mengganti lembar demi lembar buku yang seharusnya tak lagi mengingat cerita usang.
Allah telah membuka hati kita untuk berubah, IA menitipkan cara lain dan berjalan menjauh dari sesuatu yang meresahkan, entah itu keterlibatan dalam emosional, fisik dan finansial. Kita masih bisa menjalani hidup yang penting dan membuat perbedaan. Jadi bagaimana mungkin kita meninggalkan Allah, bila pada satu titik tertentu, kita diharuskan menutup buku, atau mengubah halaman? Bukankah Allah Maha Mengetahui dari lembaran waktu yang belum kita goreskan.
Waktu tak menunggu kita untuk berubah, waktu menuntun kita membuat perubahan. Keputusan untuk memilih antara keduanya, menutup buku atau pindah halaman sering menyisakan rasa kekhawatiran. Apapun itu nantinya, semoga menjadi catatan waktu yang penting, moment berharga dari sebuah pilihan. Lembar buku kita tak mungkin bersih dari tinta hitam, tak harus rapi layaknya kesempurnaan Allah menghadirkan matahari dan bulan sebagai lentera di waktu siang dan malam. Matahari begitu sempurna menutup malam dan berjanji esok selalu menyinari, sedangkan bulan tak kehilangan keindahannya ketika matahari harus menggeser kebaradaanya di jelang siang. Closing the book, sudah saatnya menutup sesuatu, memaafkan yang harus di maafkan, berdamai dengan sesuatu yang pernah menghadirkan rasa tidak nyaman.
There comes a time when you have to choose between turning a page and closing a book
- suatu hari suatu saat suatu masa -
No comments:
Post a Comment