Yaa Rabbana,
Tertatih lirih kubaca surat-surat CintaMU yang setia menemani hariku.
Maafkan jika aku tak pandai mengikuti syairmu seperti para penghuluku
Ampuni manakala aku salah mengeja tulisan-tulisanMU di keterbatasan ilmuku
Yaa Rabb,
Surat-surat CintaMU terlalu indah untuk ku abaikan,
meski aku tak faham makna namun selalu jadi pengobat rinduku dari kepalsuan dunia.
Sungguh, bukan maksudku menempatkan surat-surat CintaMU pada catatan malamku
Bukan pula niatku menyimpan surat CintaMU di saat Kau terangi perjalananku
Yang aku tahu surat-surat CintaMU adalah curahan kasih sayangMU yang maha luas
Meski Engkau tahu, surat Cintamu hanya terdengar jelang kumandang adzan, atau acara persedekahan, tapi maafMU seperti nafas yang selalu berhembus tanpa penghabisan
Yaa Rahman Yaa Rahiim,
Aku memang rindu, rindu mendengar surat-surat CintaMU, yang dulu akrab ditelingaku.
Nyanyian waktu telah menenggelamkanmu, meski begitu aku tetap mencari dan membaca surat-surat CintaMU walau terbata-bata, tapi memberi rasa aman dan nyaman dalam nafasku.
No comments:
Post a Comment