Tuesday, 20 December 2011

asal usul jilbab

asal usul jilbab

Kata jalâbîb merupakan bentuk jamak dari kata jilbâb. Terdapat beberapa pengertian yang diberikan para ulama mengenai kata jilbabIbnu Abbasmenafsirkannya sebagai ar-ridâ’ (mantel) yang menutup tubuh dari atas hingga bawah. Al-Qasimi menggambarkan, ar-ridâ’ itu seperti as-sirdâb(terowongan). Adapun menurut al-Qurthubi, Ibnu al-’Arabi, dan an-Nasafijilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh. Ada juga yang mengartikannya sebagai milhafah (baju kurung yang longgar dan tidak tipis) dan semua yang menutupi, baik berupa pakaian maupun lainnya. Sebagian lainnya memahaminya sebagai mulâ’ah (baju kurung) yang menutupi wanita atau al-qamîsh (baju gamis).
Sebagian lainnya yakni Qatadah dan riwayat lain dari Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa jilbab itu diikatkan di atas dahi kemudian ditutupkan pada hidung. Sekalipun kedua matanya terlihat, jilbab itu menutupi dada dan sebagian besar wajahnya..Adapun menurut al-Hasanjilbab itu menutupi separuh wajahnya. Ada pula yang berpendapat, wajah tidak termasuk bagian yang ditutup dengan jilbab. Menurut Ikrimahjilbab itu menutup bagian leher dan mengulur ke bawah menutupi tubuhnya,  sementara bagian di atasnya ditutup dengan khimâr (kerudung) yang juga diwajibkan
Meskipun berbeda-beda, menurut Al-Baqai, semua makna yang dimaksud itu tidak salah. Bahwa jilbab adalah setiap pakaian longgar yang menutupi pakaian yang biasa dikenakan dalam keseharian

Monday, 5 December 2011

nasehat bijak tentang anak

Jika anak-anak hidup dengan kecaman,
mereka belajar untuk mengutuk.

Jika anak-anak hidup dengan permusuhan,
mereka belajar untuk berkelahi.

Jika anak-anak hidup dengan ketakutan,
mereka belajar untuk tercekam dalam kekhawatiran.

Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan,
mereka belajar untuk mengasihani diri sendiri.

Jika anak-anak hidup dengan cemoohan,
mereka belajar untuk menjadi pemalu.

Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan,
mereka belajar untuk merasa iri hati.

Jika anak-anak hidup dengan rasa malu,
mereka belajar untuk menyalahkan diri sendiri.

Jika anak-anak hidup dengan toleransi,
mereka belajar untuk bersikap sabar.


Jika anak-anak hidup dengan dorongan semangat,
mereka belajar untuk menjadi percaya diri.

Jika anak-anak hidup dengan pujian,
mereka belajar untuk memberikan penghargaan.

Jika anak-anak hidup dengan persetujuan,
mereka belajar untuk menyukai diri sendiri.

Jika anak-anak hidup dengan penerimaan,
mereka belajar untuk menemukan cinta didunia.

Jika anak-anak hidup dengan pengakuan,
mereka belajar untuk memiliki tujuan,

Jika anak-anak hidup dengan kebiasaan saling berbagi,
mereka belajar untuk bermurah hati.

Jika anak-anak hidup dengan kejujuran dan keadilan,
mereka belajar memahami apa kebenaran dan keadilan itu.

Jika anak-anak hidup dengan keamanan,
mereka belajar untuk percaya terhadap diri sendiri dan
terhadap orang-orang disekeliling mereka.

Jika anak-anak hidup dengan persahabatan,
mereka belajar bahwa dunia adalah tempat yang
menyenangkan untuk dihuni.